Saturday, 26 September 2015

#VisitJawaTengah : Mari Singgah ke Jawa Tengah (Part 2 - Habis)

Semarang, Solo, dan Jepara mungkin lebih akrab di telinga ketika berbicara tentang berlibur di Jawa Tengah. Tapi siapa sangka liburan ke Jawa Tengah kali ini sedikit beda dan jauh lebih seru meskipun bukan dalam rangka berlibur ke Semarang, Solo, atau Jepara. Masih semangat menyimak cerita perjalanan kami para bloggers di tanah Jawa Tengah? Mari :)

Nah, melanjutkan cerita sebelumnya, setelah santap siang di Restoran Alas Daun Purwokerto, saya dan teman-teman blogger yang lain bersama ASPPI Jawa Tengah dan Dinbudpar Jawa Tengah melanjutkan perjalanan kami menuju lokasi wisata selanjutnya. Kami bergerak ke arah timur menuju sebuah kota tentram di sebelah Purwokerto, kemana lagi kalau bukan ke ke Purbalingga! Tempat pertama yang kami datangi di Purbalingga adalah Taman Pendidikan Wisata Purbasari Pancuran Mas. Kawasan Purbasari Pancuran Mas boleh dibilang merupakan salah satu kawasan wisata pendidikan paling terpadu yang pernah saya datangi. Di kawasan ini terdapat beberapa taman tematik yaitu River World, Water Boom, Taman Burung, Planet Aquarium Toyoshuka, Wisata Air, Taman Bermain, dan Konservasi Rusa. Buat saya yang cenderung menikmati sesuatu karena sesuatu itu visually-pleasant atau enak dilihat, River World dan Taman Burung menjadi tempat favorit selama berkelana disini. Di River World sendiri, berderet akuarium dengan berbagai jenis koleksi ikan yang didatangkan dari dalam dan luar negeri. Koleksi yang paling terkenal disini adalah sebuah kolam berisikan ikan raksasa bernama Araipama gigas. Saya kira, terminologi 'raksasa' mungkin berlebihan untuk ukuran ikan, tapi ternyata .... wuaaah Araipama gigas ini benar-benar BESAAAAAAAAR SEKALIIII. Wuah, bisa jadi inilah ikan paling besar yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Ukurannya mungkin lebih besar dari badan saya. Saking besar dan kuatnya tenaga ikan ini, kolam Araipama gigas yang berasal dari Sungai Amazon ini diberi pembatas besi untuk meredam hentakan-hentakan dari ikan-ikan tersebut.

Tempat favorit yang kedua adalah taman burung! Tentu saja ini bukan taman burung pertama yang pernah saya datangi tapi disini koleksinya beda dari taman-taman burung di kawasan lain. Burung disini sangat cantik dan terawat, bahkan pengelola juga menyediakan dome raksasa untuk memberikan burung-burung yang tinggal disini kebebasan bergerak secara leluasa. Makanya burung-burung disini sepertinya lebih 'friendly' dan fresh loh :)

  Katanya ini bebek. Iya, Bebek. Bebek paling cantik yang pernah saya lihat •

 Si Cantik ini berteriak-teriak saat kami meninggalkan kandangnya. Sampai jumpa lain kali ya •

Hari sudah hampir petang ketika kami berpamitan dengan tour guide kami di Purbasari Pancuran Mas. Rencana bermalam di Banjarnegara membuat perjalanan harus kami lanjutkan sekarang juga. Di tengah perjalanan, Pakde Pranoto dari ASPPI Jawa Tengah bercerita panjang tentang Purbalingga yang ternyata sangat terkenal dengan produksi wig atau rambut palsu dan bulu mata palsu. Jujur, untuk hal ini, saya benar-benar baru tahu. Bahkan ada sebuah desa wisata yang hampir semua warganya memang memiliki keahlian untuk membuat rambut palsu. Industri kreatif ini memang kebanyakan masih berskala rumahan, tapi produknya yang berkualitas tinggi membuat pasar mancanegara membuka diri untuk memasarkan kreasi rambut palsu ini.



Tertarik dengan lokasi ini, akhirnya saya dan kawan-kawan lain diantar menuju Desa Karangbanjar yaitu desa wisata pengrajin rambut dan bulu mata palsu sebagaimana yang diceritakan Pakde Pranoto. Khusus untuk kedatangan saya ke Karangbanjar ini, saya sebagai perempuan membawa misi memborong bulu mata palsu! hahaha. Kapan lagi bisa beli bulu mata palsu langsung dari pengrajinnya, kan? ;)

  • Salah satu pengrajin rambut palsu yang kami temui sore itu

Kebanyakan rambut dan bulu mata palsu disini dibuat dengan menggunakan rambut sintetis karena selain lebih mudah diolah, ketersediaannya lebih dapat diandalkan daripada ketersediaan rambut asli. Sekarang sudah jarang ya sepertinya ada orang yang mau membeli atau menjual rambutnya?
  • Rumah Ketua RW I Desa Karangbanjar, tempat kami memborong belanjaan

12 pak berisi masing-masing sepasang bulu mata palsu dengan beragam ukuran dan ketebalan (ya, memang hanya perempuan yang sadar bahwa ukuran bulu mata bisa berbeda-beda haha) saya bawa pulang dengan harga Rp 20.000,- saja!! Oh sungguh ini kebahagiaan paling hakiki hari ini hahaha. Mbak Nenny pun tak mau kalah dengan membeli rambut palsu sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke rumah orangtuanya nanti.

 • Mas Rifqy yang tidak mau kalah mencoba rambut palsu disini. Rambut cepaknya sirna tertutup rambut palsu gaya rocker. Gaya rocker atau gaya Rosalinda marah-marah nih mas? :p

Puas beraktivitas di Desa Karangbanjar, kami melaju ke tujuan terakhir kami hari ini, tempat kami akan bermalam dan menikmati sisa-sisa hari ini. Sekitar pukul 7 malam kami sampai di The Pikas Resort - Banjarnegara. Untuk teman-teman yang pernah singgah di Banjarnegara, mungkin tidak asing dengan panorama dan wisata arung jeram Sungai Serayu, nah disinilah tempat The Pikas Resort berada. Nama The Pikas sendiri berasal dari frase 'Pinggir Kali Serayu', tercipta karena sang founder, Mas Fajar, yang sering menghabiskan waktunya di pinggir Kali Serayu. Begitu turun dari mobil, kami segera menurunkan koper dan ransel kami untuk diangkut ke cottage. Selanjutnya, malam dihabiskan dengan mengobrol santai di pinggir Kali Serayu sambil menyesap Wedang Uwuh.

  Sepoci Wedang Uwuh hangat untuk menemani malam •

Selain tersedianya cottage, camping ground, wisata agro perkebunan salak, dan arena outbound, disini juga tersedia produk paling terkenal yang juga merupakan andalan dari The Pikas Resort yaitu wisata Arung Jeram yang dikelola oleh operator Banyuwoong Adventure. Wisata Arung Jeram di Kali Serayu memang memiliki daya tarik tersendiri disini, grade jeram yang tidak terlalu tinggi membuat para pemula merasa aman untuk melintas dengan perahu karet tetapi tetap tidak melewatkan terpaan-terpaan arus yang menantang adrenalin. Saya sebagai atlet Arung Jeram (yang sudah pensiun dini :p) tentu saja tidak mau melewatkan kesempatan untuk menjajal arus Serayu. Namun sayang, kala itu di Sungai Serayu sedang diadakan Kejuaran Arung Jeram dalam rangka River Carnival 2015, jadi energi untuk menjajal arus sungai saya alihkan untuk mendukung tim-tim yang turun :D

Salah satu cottage yang tersedia di kawasan The Pikas •
gambar dari sini
 
Pagi hari di The Pikas dibuka dengan udara dingin yang menusuk pori-pori kulit. Tapi pagi hari sungguh sia-sia jika dihabiskan dengan bermalas-malasan.. Setelah selesai packing, mandi, dan sarapan, saya dan kawan-kawan berkesempatan untuk mengobrol langsung dengan sang pemiliki The Pikas langsung, siapa lagi kalau bukan Mas Fajar. Bapak berusian 30 tahun-an ini bercerita tentang bagaimana ia membangun bisnisnya. Awal mula ketertarikan pada dunia wisata sebenarnya diawali saat adiknya berkuliah dulu, mas Fajar memberanikan diri untuk menjadi event organizer kegiatan kemahasiswaan seperti outbound, capacity building, dan lainnya. Tak disangka, yang dibangun dari kesederhanaan bisa jadi sebesar ini sekarang. Jatuh bangun di dunia bisnis sudah pernah dilaluinya, tapi tekadnya yang besar dan kerja keras tanpa menyerah berhasil mengantarnya sampai di posisinya sekarang ini. Sungguh inspiratif sekali ya! 

Sekitar pukul 10.00 WIB kami mulai mengangkut barang bawaan menuju mobil. Serayu was beautiful but we had to go :( Tempat selanjutnya yang akan kami datangi adalah Situs Liyangan yang berada di Kabupaten Temanggung. Perjalanan panjang kami ditemani oleh panas terik matahari, berbeda sekali dengan saat kami berada di Baturraden di hari sebelumnya. Kanan-kiri jalan berjajar perkebunan tembakau yang mana baru pertama kali saya lihat seumur hidup haha. Gagah perkasa Gunung Sumbing-Sindoro pun tak lupa menjadi pemandangan yang akrab sepanjang jalan.

Situs Liyangan merupakan situs Mataram Kuno yang terletak di desa Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Luasnya yang mencapai 3 hektar dan ekskavasinya yang masih dalam proses, membuat situs ini menarik banyak pengunjung dari berbagai belahan Nusantara. Konon, pada situs ini pernah berlangsung sebuah peradaban yang terjadi diantara abad ke-6 sampai dengan abad ke-8. Situs ini sebenarnya agak unik karena ditemukan di tengah-tengah wilayah pertambangan pasir dan bersebelahan dengan Desa Ngadirejo yang konon, di bawah rumah para penduduk desa tersebut, terkubur bagian peradaban yang sebagiannya ditorehkan melalui Situs Liyangan.

  Situs Liyangan di Kabupaten Temanggung termasuk Cagar Budaya Jawa Tengah •

Detil susunan batu pada benteng yang memagari salah satu sisi komplek Situs Liyangan. Ini dibuat pada Abad ke 8 loh •

Terdapat jejeran candi-candi yang berukuran mirip antara satu sama lainnya. Disini juga ditemukan sebuah lokasi pancuran yang masih dalam proses ekskavasi. Yang paling menarik adalah berdirinya sebuah benteng dengan bentuk memanjang sekitar 100 meter. Benteng ini disusun dari batu berbentuk kotak dan tak terduga, ini kokoh banget loh ternyata. Padahal orang zaman dulu mungkin belum mengenal ilmu konstruksi semaju sekarang ya ... 

• Bapak Budiyono, salah satu juru pelihara kawasan Situs. Merupakan salah seorang yang menemukan keberadaan Situs Liyangan untuk pertama kalinya •

• Tumpukan batu yang berhasil diekskavasi ke permukaan tanah dan menunggu untuk disusun •

Bukti berupa kayu bakar yang telah menjadi arang menguatkan pernyataan bahwa kehidupan di situs ini musnah dikarenakan erupsi Gunung Sindoro. Selain komplek candi yang sudah tidak utuh lagi, disini juga ditemukan peninggalan sejarah berupa pecahan tembikar yang diperkirakan berasal dari Dinasti China kuno. Sebagaian besar peninggalan yang berukuran kecil sudah diamankan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta.

Salah satu hal paling menarik yang saya temukan disini adalah fakta bahwa aktivitas penambangan pasir masih berjalan seperti biasanya. Bahkan terjadi semacam kerjasama antara tim arkeolog dan para penambang pasir setempat bahwa apabila dalam aktivitas penambangan mereka menemui lokasi yang didalamnya terkubur benda yang dicurigai adalah bagian dari situs, maka mereka akan melaporkannya kepada para arkeolog. Sambil menambang, ikut andil dalam recovery candi :) Konon, apabila proses ekskavasi dan penyusunan situs selesai, maka situs ini akan lebih besar dari Kawasan Candi Borobudur. Percaya atau tidak, kita lihat saja nanti. 

• Tebing pasir yang siap untuk ditambang berdiri kokoh di pinggir wilayah pemugaran candi

Tak terasa perjalanan selama 3 hari 2 malam di Jawa Tengah sudah harus berakhir dan Situs Liyangan menjadi lokasi pamungkas yang kami kunjungi hari itu. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa bisa ikut serta dalam perjalanan mengenal sisi lain dari Jawa Tengah. Mengenal tempat baru, orang-orang yang baru, makanan baru, dan tentu saja pengalaman yang baru. Semoga ada kesempatan untuk berkunjung lagi ke tempat-tempat ini di lain hari dan semoga teman-teman yang membaca catatan ini juga bisa merasakan keseruan jalan-jalan ke tempat-tempat baru di Jawa Tengah.

Maka dari itu, Mari Singgah ke Jawa Tengah!

Salam,

Reaca



Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh partner, sponsor, dan rekan-rekan perjalanan dalam rangka Trip Lomba Blog Visit Jawa Tengah 2015. Rangkaian perjalanan ini disponsori oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Tengah dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Jawa Tengah.

This is a sponsored post but all opinions and images are my own unless stated otherwise. ©ReacaRaksa

1 comment:

  1. Ga nyangka banget banyak surprisenya ya Mbak selama trip. Kota2nya asyik dan nyante banget. Jadi kangen nih hahaha. Apalagi kayaknya kakaktua Maluku itu kangen kayaknya teriak-teriak terus :D

    Wah foto saya rocker abisss!!! Masak kayak marah2 sih ah? :D

    ReplyDelete