|
Plang masuk ke Giyanti Coffee Roastery |
Hai. I know, it's been too long since the last time i logged in. Kangen juga ya ternyata ngeblog tuhh. Bukannya ga pengen nulis lagi sih, tapi ada aja yang selalu bikin gue batal ngeblog dan yaa .. seringnya sih karena mood swing atau pada dasarnya, malaz heuheuheu (ok fellow virgos please raise your hand!) Padahal udah sering tuh ya sampe dateng ke kedai kopi gitu cuma supaya dapet mood bagus, menumbuhkan niat nulis, mendapatkan zen moment (halah). eeeh sampe di kafe gue malah browsing-browsing tidak jelas hhhhh.
-
Sabtu lalu, secara mendadak gue memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan di Jakarta. Engga ada alasan khusus kesana sih tapi kayanya udah lama juga engga main di Jakarta. Jadi untuk beberapa post ke depan, gue akan ngasih review beberapa tempat yang gue kunjungi selama menghabiskan hari di Jakarta, siapa tau bisa menginspirasi teman-temanku yang ingin
weekend escape-an di Jakarta!
|
Outdoor seating di Giyanti. Kalo pagi masih sepi, siangan dikit pasti udah rame |
Tempat pertama yang akan gue bahas adalah
Giyanti Coffee Roastery, sebuah kedai kopi dan roastery yang terletak di bilangan Menteng, tepatnya di
Jalan Surabaya No. 20 Jakarta Pusat. Menurut seseorang yang konon adalah frequent visitor-nya Giyanti, tempat ini mulanya murni roastery alias cuma jualan roasted beans dalam kemasan untuk diolah sendiri aja. Jadi gabisa tuh minum hasil seduhan kopi di tempat ini. Tapi setelah beberapa lama, akhirnya lini bisnis mereka berkembang dan mereka pun membuka kedai kopi disini.
|
Pintu masuk Giyanti. Dibanding lebar muka gedungnya, pintu masuknya lebih mirip akses ke halaman belakang. Gerbang biru yang eksentrik ini mencuri perhatian banget saat pertama kali menjejak kaki di Giyanti |
|
Patung gajah yang dicat dengan warna pink menyambut visitor di gerbang Giyanti |
Giyanti buka setiap hari Selasa-Sabtu jam 09.30 sampai dengan jam 16.30. Emang waktu yang aneh untuk jam buka sebuah toko ya haha. Jadi kalo mau ke Giyanti jangan hari Minggu atau Senin karena di hari-hari tersebut mereka tutup. Sekilas gue mengira pemilik Giyanti ini adalah orang India, dibuktikan dengan pintu masuk berwarna biru tua yang dihiasi oleh 2 patung gajah (ganesha bukan si?) berwarna pink benderang dan dilengkapi dengan tulisan-tulisan hindi. Tapi ternyata konon pemiliknya adalah orang Indonesia asli. Suasana India ternyata berubah saat mulai masuk ke area utama.
|
Bird eye view ke arah tempat duduk di lantai 1. Area ini didesain cantik dengan suasana indusrial dan dipadukan dengan ornamen berwara biru, lengkap dengan dinding berhias mural berwarna hijau |
|
Ada juga sitting area berbentuk undakan-undakan dengan tema biru yang serupa dari ruang sebelumnya |
Suasana berganti menjadi industrial dengan beberapa meja dan kursi yang disusun sedemikian rupa. Area untuk ngopi terbagi menjadi beberapa 'sektor' yang cukup random. Entah apa motif sang arsitek saat membuat skema spasial kaya gini, kemungkinan besar karena menyesuaikan bentuk asli bangunan yang --kayanya-- kayanya sih dulunya merupakan rumah tinggal.
Penasaran gue makan dan minum apa? Eits tunggu dulu, gue mau cerita tentang lokasi duduk di lantai 2. Masih dalam tema industrial, tempat duduk di lantai 2 menawarkan jumlah meja yang lebih sedikit dari ruangan lantai 1 namun karena tempatnya lebih kecil, disini lebih terasa privat. Ada juga meja panjang seperti layaknya meja bar yang dilengkapi dengan beberapa high chairs untuk para pengunjung yang ingin menikmati kopinya sambil memandang ke arah bawah kafe.
|
Selayang pandang dari tempat duduk gue di lantai 2. Ada quotenya juga cenah biar kekinian wkwkwk |
|
Beberapa hiasan dinding yang bikin kafe ini menjadi lebih 'homy' dan menenangkan |
Karena kemaren gue dateng jam 9 pagi, gue masih leluasa untuk milih tempat duduk yang gue mau. Selang sekitar 30 menit kedai mendadak penuh oleh orang-orang yang silih berganti. Jadi gue sarankan kalo mau kesini weekend lebih baik datang sepagi mungkin ya!
Oke, mari kita masuk ke bagian yang paling penting dari sebuah review tempat ngopi yaitu nyobain makanan dan minumannya! Sebelumnya, disclaimer nih, semua isi postingan ini adalah pendapat pribadi gue dan sangat mungkin menimbulkan bias. Berhubung gue bukan coffee-addict (to be honest, i don't even drink coffee wkwkwk) atau food critic yang bisa memberikan pendapat dengan dasar ilmiah. Jadi... semuanya murni perkara selera aja nih. Di Giyanti gue dan temen gue pesen beberapa makanan dan 1 minuman. Kita pesen
Hot Mocca Melt, Pain au Chocolat, dan Eggtart Portuguese.
|
Ini .. pengen gue coba satu-satu!!!! |
Sebagai penderita GERD, gue sangat-sangat menghindari minum kopi walaupun sangat ingin minum. Setiap minum kopi, asam lambung gue niscaya akan naik pitam, berontak rusuh kek emak-emak bersaing memperebutkan barang diskonan, dan keadaan itu sangat membuat gue ga nyaman. Daripada nyusahin, gue memutuskan untuk tidak memesan minuman apapun karena semua varian minuman merupakan coffee-based drink. Sempet sedih cuma bisa liatin orang ngopi sementara diri ini hanya mampu menyesap aromanya sambil minum air putih doang huhuhu. Engga berapa lama setelah pesen, makanan dan minuman pesenan kita berdatangan satu per satu. Sumpah ya, gue yang awalnya keukeuh banget gamau minum kopi akhirnya tergoda untuk mencoba seteguk-dua teguk kopi pesenan temen gue. Aromanya geeengs, beuhhhh lebih wangi daripada aroma duit segepok (ga deng). Intinya, gue akhirnya mencoba kopi pesenan temen gue itu barang seteguk dan rasanya ......... enak banget :") enak deh beneran. Kopinya engga asem dan manisnya pas. Gue bingung sih mendeskripsikannya gimana tapi itu kopi beneran enak. Ga boong!
|
Hot Mocca Melt by Giyanti Coffee, gatau harganya berapa hahahaha |
Untuk makanan, gue pesen Chocolat au Pain dan temen gue pesen Eggtart Portuguese. Gue pesen Chocolat au Pain karena direkomendasiin sama mbak waitress Giyantinya, katanya sih itu pastry yang best seller disana. Datang dengan kondisi hangat, kulit pastrynya looking sleek, krispi, seksi deh. Gue ambil garpu dan pisau, gampang banget ternyata motongnya! Pastry ini mirip-mirip sama kualitas pastry asli yang dibuat langsung di Eropa. Pas masuk mulut, GILAAAA ENAK BANGET GAESSSS. beneran. parah. gue ga nyangka dia seenak itu sih. Dia tuh manis tapi ga manis amet, gurih, teksturnya juara. Standing ovation deh buat makanan disini.
|
Chocolat au Pain paling enak se Jakarta kayanya. Curiga impor langsung dari Paris nih pake pintu kemana saja |
|
Eggtart Portuguese yang tengah-tengahnya melting pas diiris |
Sementara itu gue juga nyoba Eggtart Portuguese yang ukurannya agak lebih gede dikit dari eggtart di mol-mol. Sejujurnya gue lebih suka makan roti dan pastry dibandingkan makan eggtart ini. Somehow amis dari rasa telurnya kerasa di mulut gue. Tapi temen gue suka sama si eggtart ini.Ya selera lah ya.. But if I had to choose, I'd go with their Chocolat au Pain, definitely. Tapi buat yang suka sama eggtart, boleh dicoba nih varian eggtartnya Giyanti ini.
Oh ya, seperti yang gue katakan di awal post, Giyanti ini sangat terkenal dengan
roasted bean mereka. Beberapa kedai kopi di Jakarta ngambil beans dari Giyanti looh! Untuk lo yang suka dan bisa brewing sendiri, gue sarankan untuk beli beans yang mereka jual dari mulai
Aceh Gayo, Si Raja Biak-Biak, Toraja Sapan, Java Frinsa, dan banyak lainnya. Freshly roasted loh, dipesen saat itu, diroast saat itu juga.
|
Membawa pulang 250gr Siraja Biak-Biak yang diroast langsung saat gue pesen. Yahuu |
Kesimpulannya, gue sangat menikmati kunjungan pertama gue ke Giyanti dan mau banget kalo diajak kesini lagi. Kalo bosen sama tempat ngopi di Bandung, bisa banget nih nyoba kedai yang satu ini! Rasa kopi udah pasti enak, ambience-nya menenangkan banget, harganya juga cukup terjangkau. Yang mines dari tempat ini adalah panas dan humid! hahaha. Sebagai orang pegunungan asli, ini masalah banget sih buat gue tapi buat yang terbiasa hidup di daerah panas sih kayanya ga masalah haha. Udah dulu ya, tapi jangan sedih karena abis ini bakal gue lanjut ke tempat menarik berikutnya!
Cheers,
Reac
No comments:
Post a Comment